Perlindungan biji selama disimpan di gudang perlu dilakukan dengan baik dan disiplin sehingga kualitas biji yang disimpan tidak mengalami penurunan. Biji merupakan bahan segar yang mudah mengalami kerusakan akibat berbagai faktor dari luar.
Jumlah permintaan terhadap biji terus bertambah, sehingga suplai biji yang dilakukan juga semakin ketat dan kompetitif. Biji yang tidak mendapatkan perawatan atau perlindungan yang baik selama penyimpanannya akan mengalami penurunan mutu yang berdampak ke penurunan harga jualnya juga.
Penyebab kerusakan biji
Perlindungan biji dibutuhkan karena biji bersifat mudah mengalami kerusakan akibat adanya faktor lingkungan seperti hama. Pada gudang penyimpanan biji yang tidak memperhatikan sanitasi yang baik, akan mudah sekali dijadikan sebagai sarang hama oleh berbagai jenis hama.
Fungi
Fungi adalah hama yang paling sering menyerang biji yang disimpan di gudang. Fungi merupakan organisme yang memiliki spora yang dapat tersebar melalui udara dan dapat tumbuh menjadi fungi baru.
Keberadaan fungi di gudang penyimpanan biji seringkali sulit dideteksi karena fungi berukuran sangat kecil. Namun, ciri-ciri yang dapat diamati ketika fungi mulai muncul pada biji yang disimpan yaitu seperti adanya penghitaman pada biji dan juga terciumnya bau menyengat yang sangat mencolok.
Hal tersebut menunjukkan bahwa fungi mulai melakukan infestasi atau penyebaran pada biji. Kualitas, tekstur, dan rasa biji juga akan berubah total dan cenderung berubah menjadi cita rasa yang tidak enak dan kualitas nutrisinya menurun.
Gudang yang lembab dan tidak memiliki sistem aerasi yang baik juga menjadi faktor utama fungi mudah tumbuh. Produk yang tidak dikeringkan dengan baik sebelum disimpan juga akan menyebabkan mudahnya pertumbuhan fungi yang menyukai kondisi yang lembab untuk bertumbuh.
Untuk memberikan perlindungan biji terhadap adanya pertumbuhan fungi, maka dapat dilakukan pengeringan pada suhu tinggi terhadap produk sebelum dimasukkan ke gudang untuk disimpan dalam waktu yang cukup lama.
Serangga
Serangga adalah jenis hama selanjutnya yang mudah ditemui pada setiap gudang bahan pangan. Serangga menggunakan bahan pangan yang disimpan sebagai sumber makanannya untuk bertahan hidup karena kandungan nutrisi yang terkandung di dalam bahan pangan seperti air, karbohidrat, protein, dan lain-lain.
Jenis serangga yang paling umum ditemui pada gudang komoditas yaitu kutu dan kumbang. Larva dari dua jenis serangga tersebut memiliki bentuk seperti cacing yang sulit untuk diidentifikasi karena biasanya terletak pada bagian dalam kernel biji.
Biji yang disimpan di gudang sebaiknya hanya biji-biji yang memiliki fisik yang tidak terdapat kerusakan fisik sama sekali. Biji yang memiliki kerusakan fisik akan mudah mengundang hama serangga untuk datang.
Pengerat
Hewan pengerat adalah jenis hama selanjutnya yang sering ditemui di gudang penyimpanan bahan pangan atau komoditas pangan. Hewan pengerat merusak bahan pangan atau biji yang disimpan dengan cara membuatnya menjadi busuk melalui air liur dan juga penyakit bawaan.
Hal tersebut mengakibatkan kerugian tidak hanya pada kerusakan mutu biji yang disimpan, namun juga akan menyebabkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Oleh karena itu, semua gudang penyimpanan biji atau bahan pangan harus memberikan perlindungan biji yang baik dan ketat sehingga dapat mencegah adanya hewan pengerat yang masuk ke dalam gudang.
Kerugian akibat masuknya hewan pengerat ke dalam gudang dapat dicegah dengan melakukan pengendalian hama untuk membasmi hewan pengerat yang ada di dalam gudang.
Tips menyimpan biji secara tradisional
Biji yang disimpan di dalam gudang harus diperhatikan dengan baik kualitasnya agar tidak mengalami kerusakan atau penurunan mutu selama penyimpanan. Perlindungan biji (grain protection) dapat dilakukan dengan metode tradisional yang membawa manfaat berupa biaya yang ekonomis dan bersifat ramah lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti daun nimba, tumerik, rempah-rempah, garam, dan rimpang manis.
Daun nimba
Daun nimba dapat digunakan untuk memberi perlindungan biji dengan cara menghalangi hama mendekat ke biji yang disimpan. Cara menggunakan daun nimba untuk memberikan perlindungan terhadap biji yang disimpan yaitu dengan cara mengeringkan daun nimba di tempat yang teduh, mencampurkannya secara langsung ke dalam biji lain dan kemudian menyimpannya pada kontainer tertutup yang digunakan untuk menyimpan biji.
Tumerik
Bubuk tumerik adalah alternatif perlindungan biji secara alami, ramah lingkungan, dan ekonomis. Bubuk tumerik ditimbang sebanyak 40 gram/kg biji kemudian digosokkan pada permukaan biji secara lembut dan kemudian biji dikeringkan pada tempat yang teduh selama 30 menit sampai 1 jam sebelum penyimpanan.
Aroma tumerik yang tajam dan kuat akan memberikan perlindungan biji dengan cara mengusir serangga dengan aromanya yang menyengat.
Rempah-rempah
Rempah-rempah juga dapat digunakan sebagai perlindungan biji karena aromanya yang tajam dan kuat sehingga dapat menjauhkan biji dari jangkauan serangga yang ingin mendekatinya.
Rempah-rempah yang digunakan biasanya adalah cabai merah dan bawang putih yang disimpan pada biji yang disimpan di gudang. Sensasi pahit dari siung bawang putih akan menjauhkan biji dari serangan serangga.
Garam
Garam merupakan bahan pengawet sekaligus dapat dimanfaatkan untuk perlindungan biji dari jangkauan bakteri, jamur, dan serangga. Garam bersifat abrasif atau mudah terbakar jika mengenai kulit serangga.
Penggunaan garam untuk memberikan perlindungan biji pada gudang dapat dilakukan dengan menimbang garam sebanyak 200 gram per 1 kg biji kemudian memasukkannya ke dalam karung dan menutupnya dengan rapat.
Namun, metode perlindungan biji dengan menggunakan garam ini sifatnya jangka pendek yaitu bertahan untuk 4-5 bulan saja.
Rimpang manis
Rimpang manis dapat digunakan untuk memberikan perlindungan biji dengan cara menggunakan 1 kg rimpang per 50 kg biji yang akan disimpan. Giling rimpang manis hingga berubah bentuk menjadi bubuk dan taburkan pada biji yang akan disimpan dan masukkan ke dalam kontainer yang rapat.